09:23
0
"Jadi mengetahui adanya permainan kotor dalam penunjukan/pelelangan suatu proyek" 
Warintek semakin berkembang dan jenis layanannya semakin banyak. Di tahun 2004 saya mendaftar kuliah Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Terbuka.Di Kantor Perpustakaan Kota Pekalongan saya di beri keleluasan untuk mengelolanya. Ibu Titik Sunarsih waktu itu benar-benar mendukung bakat dan minat saya. Saya menyukai dibidang TIK dan Bahasa Inggris. Jika ada seminar yang menggunakan Bahasa Inggris diwakilkan saya. Saya diperpus waktu itu sungguh menikmati dan senang. Dengan berjalannya waktu sekitar tahun 2005 Warintek semakin berkembang dan pada waktu itu pemasukan dan pengeluaran uang dikelola oleh rekan seangkatan masuk PNS yaitu Junaenah.  Karena dari Perpustakaan meningkatkan target pemasukan setiap bulannya dan saya tidak sanggup. Alasan saya bahwa pemasukan tersebut kambali lagi ke Warintek untuk membeli unit komputer lagi. Karena ada perbedaan pendapat antar saya dan Kepala Perpustakaan yang tidak ada titik temu maka saya memilih mundur dan meminta pindah. Pada pertengahan tahun 2006 akhirnya saya ditransfer ke Kantor Pengelolahan Data Elektronik (KPDE) sekarang bernama Diskominfo. Di kantor ini seperti biasa saya dipasrahi tugas untuk merawat komputer dan pada waktu itu Pemkot Pekalongan belum mempunyai situs web resmi dan jaringan komputer nirkabel. Akhirnya dibentuk tim pembuatan situs web saya termasuk didalamnya. Seperti biasa proyek di pasrahkan ke pihak ketiga (pemborong). Banyak permainan yang terjadi dalam proses penunjukan dan pelelangan yang akhirnya sering bongkar pasang yang ujung-ujungnya pemborosan uang negara. Seperti yang telah kita ketahui bersama pada waktu itu pengawasan memang masih longgar sehingga sering terjadi KONG KALIKONG antara pemberi dan penerima proyek.
Ketika saya di KPDE bisnis komputer semakin maju ditandai dengan frekuensi penjualan unit komputer dan instalasi jaringan bertambah setiap bulannya. Pada waktu itu setiap harinya saya sudah membawa laptop sendiri. Hubungan pertemanan dikantor tersebut dengan Mbak Alfu dan Pak Giyarna terjalan baik. Saya dikantor tersebut sudah merasa nyaman dan menikmati pekerjaan. Yang menjadi persoalan kantor tersebut pada waktu itu ialah: kepala kantor sering berganti-ganti. Mengapa sering berganti-ganti? karena yang ditunjuk menjadi kepala kantor, seorang yang selalu mendekati masa pensiun.
Ketika suatu masa kepala kantor dijabat oleh Pak Urip Sunaryo dan seperti biasa saya setelah masuk kantor duduk di meja dan membuka laptop. Sambil mengetik menyetel lagu di Winamp yaitu lagu "TOMBO ATI" Pak Urip mendengar lalu mendekati saya dan tanpa ada alasan wajar, marah dan berkata-kata bahwa  "saya mempunyai laptop juga tetapi cukup tinggal dirumah tidak seperti kamu (Eka) dibawa-bawa di kantor" Saya  balik menanyakan "Mengapa saya tidak boleh membawa laptop sendiri?" dia malah marah dan mengancam akan memindah saya dari kantor KPDE / BARDEPUS. Dan memang akhirnya keluar SK perpindahan saya ke BLH pada tahun 2007 an.  Intinya saya di KPDE sekitar 2 tahunan. Bagi saya sendiri dengan pindah ke BLH lebih senang karena pada waktu itu Kepala Bidangnya Almarhum Pak Masrus. Pak Masrus orangnya senang humor dan santai.


Bersambung......