14:27
0
Eyang Kakung / Kakek dari garis Papah saya ternyata orang Sunda. Kakek saya bernama Arum Sutisna. Semenjak saya kecil hingga dewasa hanya bertemu dengan Beliau beberapa kali sampai terakhir ketika di rawat di sebuah rumah sakit di Palembang, Sumatera Selatan. 
Eyang Kakung Arum Sutisna dulu pernah menjabat menjadi Kepala Benglap TNI di Pekalongan. Menurut cerita Eyang Kakung, sekitar tahun 1970 an mereka mengikuti transmigrasi ke Sumatera Selatan tepatnya di sekitar Kabupaten Ogan Kumiring Ilir. Sedangkan saya dengan keluarga kecil hidup di Pekalongan.
Kami hanya bertemu dengan Beliau ketika lebaran saja. Eyang Kakung Arum Sutisna dan Eyang Putri Tiri setiap tahun mendatangi anak-anak nya yang di Jawa.
Saya pernah sempat ngobrol lama dengan Eyang Kakung Arum Sutisna tentang kehidupan awal mereka di daerah transmigrasi. Pada tahun awal kedatangan, membutuhkan semangat pantang putus asa dan perjuangan mengolah tanah yang belum lama dibuka sebelumnya hutan belantara.
Sekarang ketika Eyang Kakung sudah tiada (meninggal pada tahun 1996) putra-putri Beliau dengan Eyang Putri tiri sudah menikmati lahan yang kini sudah menghasilkan. Lahan transmigrasi ditanami pohon karet dan kelapa sawit. Eyang Putri tiri baru saja juga meninggal di bulan Desember 2016.
Saat ini saya masih mempunyai Eyang Putri Sukeshi (Bogor). Ibunda dari Eyang Putri atau Eyang Buyut merupakan keturunan Indo. 
Eyang Kakung Arum Sutisna dan Eyang Putri Sukeshi (Bogor) sebelum bercerai pada tahun 1950 an sempat menurunkan 2 anak yaitu Sugiyanto papah saya dan Pakde Suharto (Cepu).
Saya berharap tulisan ini dapat menjalin tali persaudaraan cucu dan cicit dari Eyang-Eyang saya terdahulu.